Sabtu, 14 Juni 2008

Jual Charakter RF

Di jual karakter RF server Venus

Berserker 47  [FE]    [SI FL +2 lv 40]
HC 45   [FE]
Astraler 40 [FE]

1 ID
Rp. 600.000,-
berminat hubungi 08997984029 or e-mail @ gand4wijaya@hotmail.com

Sabtu, 24 Mei 2008

Nokia meraih dua penghargaan sekaligus

Nokia meraih dua penghargaan sekaligus. Penghargaan The Best Buy dan The Best Performance berhasil diraih Nokia. Nokia N-73 dianggap sebagai produk yang memiliki harga sebanding dengan fitur yang ditawarkan.

Sementara itu, N-95 dinyatakan sebagai the best performance karena dianggap paling terdepan dalam kelengkapan teknologi, mulai dari kamera, musik, kecepatan, transfer data, fasilitas internet, ketahanan baterai, dan kemudahan penggunaan.

Sementara itu, LG KG970 meraih predikat sebagai ponsel dengan desain terbaik. Ini merupakan penghargaan kedua yang diraih LG untuk kategori yang sama. Tahun lalu LG Chocolate meraih best design dan dianggap berhasil meraih pasar premium.

Selain itu, pertumbuhan pasar CDMA membuat Samsung SCH-579 meraih kategori The Best CDMA. Penilaiannya didasarkan pada penerimaan pasar, fitur, dan model seluler yang paling dicari konsumen CDMA. Sementara untuk the best smart phone diberikan pada Dopod P800w.

Untuk vendor selular, operator Telkomsel menjadi juara the best GSM operator dan Bakrie Telecom terpilih sebagai the Best CDMA operator. Menurut Soehoed Kosasih, Ketua Pelaksana Indonesia Cellular Show, inovasi layanan, pertumbuhan pelanggan, tarif, dan kinerja menjadi indikator penting bagi operator.

Perang antar operator mulai terbuka dan vendor pun ikut berpartisipasi

Perkembangan pasar telepon seluler (ponsel) di Indonesia diikuti olehperkembangan penyedia jasa layanan (operator) seluler. Dalam waktu dekat,

Anda akan disuguhi pilihan operator yang lebih banyak. Munculnya
operator-operator baru ini mendorong para operator lama untuk berbenah dan
terus menelorkan inovasi-inovasi baru agar tidak ditinggalkan para
pelanggannya.

Pada awal perkembangan ponsel di Indonesia, teknologi yang digunakan adalah
NMT (Nordic Mobile Telepon) dengan frekuensi 450MHz. NMT memiliki jangkauan
yang cukup luas, sehingga bisa digunakan di daerah-daerah terpencil. Namun
ponsel NMT ini relatif besar sehingga tidak nyaman sebagai telepon yang bisa
dibawa ke mana-mana (mobile). Kemudian muncul teknologi AMPS (Advance Mobile
Phone System). AMPS menggunakan frekuensi yang lebih tinggi, 800MHz.
Jangkuannya tidak seluas NMT, tetapi ukuran handsetnya lebih kecil, sehingga
lebih populer sebagai telepon mobile.

Setelah NMT dan AMPS, masuklah teknologi GSM (Global System for Mobile
communication) yang menggunakan frekuensi 900Hz (Baca: Sejarah GSM). Layanan
Jaringan GSM pertama diperkenalkan Satelindo pada tahun 1994, disusul oleh
Excelcomindo tahun 1995, dan yang paling anyar adalah Telkomsel yang saat
ini belum genap berusia tiga tahun.

GSM yang sudah menggunakan standar digital dengan cepat menyisihkan
teknologi AMPS yang masih menggunakan sistem analog. Banyak pengguna AMPS
yang beralih ke GSM sehingga dalam kurun waktu beberapa tahun saja, pasar
GSM di Indonesia tumbuh pesat. Saat ini, pelanggan GSM diperkirakan lebih
90% dari total pemakai ponsel, atau jika dihitung dari total pelanggan tiga
operator GSM yang ada, sebanyak 4,6 juta. Jenis ponsel yang beredar saat ini
pun sebagian besar merupakan ponsel GSM.

Seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan tersebut, persaingan para
operator untuk menarik pelanggan pun semakin sengit. Tidaklah heran bila
semua operator berlomba untuk terus menerus mengembangkan luas cakupan
pelayanan, dengan meningkatkan jumlah antena pemancar atau disebut dengan
BTS (Base Transciever System), yang berfungsi menerima dan memancarkan
sinyal dalam wilayah jangkauan

Di tengah himpitan para operator GSM, para penyedia layanan AMPS masih terus
mencari celah dengan memberikan beberapa tawaran menarik. Komselindo
contohnya, menawarkan kartu Gesit dan Spirit yang memberikan tarif yang
lebih murah dibandingkan tarif GSM. Bagi pemakai yang tidak membutuhkan
komunikasi data, seperti SMS, tawaran ini cukup menarik.

CDMA

Setelah NMT, AMPS, dan GSM, para pengguna dan calon pengguna seluler kini
disuguhi layanan baru, yaitu CDMA (Code Division Multiple Access). CDMA yang
menggunakan sistem pengkodean ini merupakan teknologi digital seluler
terbaru yang pada mulanya digunakan untuk sistem komunikasi militer di AS.
Dengan ditetapkannya CDMA sebagai standar internasional oleh Asosiasi
Industri Telepon Seluler (CTIA), CDMA mulai digunakan di beberapa negara,
seperti Canada, Cina, Hongkong, India, Jepang, dan Rusia. Saat ini operator
CDMA yang sudah beroperasi di Indonesia adalah PT Komselindo. Mobisel yang
merupakan operator AMPS, kabarnya juga akan segera bermigrasi ke teknologi
CDMA.


Menurut Feisal Asegaf (Public Relations, PT Komselindo), secara teknik CDMA
berbeda dengan teknologi GSM, yang masih bermain di frekuensi sehingga bila
mencapai kapasitas maksimal akan terjadi gagal panggilan (drop call). "
Teknologi GSM masih menerapkan konsep TDMA (Time Division Multiple Access).
Percakapan dibagi berdasarkan time slot, atau pembagian waktu. Sedangkan
teknologi CDMA sudah menerapkan Kode (Code Division Multiple Access)".

Penerapan konsep kode ini memiliki beberapa keuntungan bagi pengguna. Kanal
yang disediakan dapat digunakan secara bersamaan, karena masing-masing
percakapan dibedakan dengan kode. "Kalau saya analogikan sebagai berikut,
dalam satu gedung pertemuan setiap orang melakukan percakapan tanpa saling
mengganggu dan diganggu secara bersamaan," jelas Feisal.

CDMA lebih ditujukan ke arah layanan multimedia yang membutuhkan biaya
besar. Saat ini kecepatan data CDMA adalah 14,4Kbps, sedangkan GSM 9,6Kbps.
Teknologi yang menggunakan konsep TDMA -- perkembangan teknologi setelah GSM
adalah GPRS -- masih bisa dikembangkan ke EDGE (Enhance Data Rate for Global
Evolution). "Ke depan menuju generasi ketiga nantinya hanya ada satu
teknologi yang digunakan, yaitu Wideband CDMA (W-CDMA), karena nantinya
kecenderungan teknologi mengarah ke layanan multimedia, di mana hal tersebut
membutuhkan data speed yang besar, di atas 2Mbps," tutur Feisal.

"Bila kita memasuki generasi W-CDMA, handset lama masih bisa digunakan. Ini
berbeda dengan GSM, bila memasuki ke sistem GPRS, maka baik infrastruktur
maupun handset semuanya harus baru. Begitu juga saat masuk ke teknologi EDGE
semuanya harus baru," tambah Feisal. Kelebihan CDMA antara lain, output
power yang sangat kecil, 200 miliwatt (0,20 watt), sehingga akan berpengaruh
terhadap efisiensi pemakaian batere.

Sayang karena CDMA ini masih baru, para manufaktur ponsel masih
melihat-lihat perkembangan pasarnya di Indonesia. "Kita lihat
perkembangannya nanti. Jika CDMA memang berkembang bagus di Indonesia Nokia
pasti akan masuk. Tetapi saat ini Nokia sedang fokus ke teknologi GSM menuju
GPRS. Nokia memproduksi ponsel CDMA untuk pasar AS dan Korea," ungkap Elvera
Nuriawati (Associate Consultant, Ogilvy)

Samsung yang merupakan raja CDMA di Korea, rencananya akan memasukkan 1000
unit ponsel CDMA ke Indonesia bulan ini. "CDMA cukup bagus untuk luar kota
atau pedalaman, apalagi kalau perkembangan dari provider cukup bagus. Di
Indonesia, GSM900 sudah penuh sehingg sering terjadi hambatan, seperti
koneksi putus, sedangkan CDMA bisa memberikan suara yang lebih jernih dari
GSM, dan keunggulan lain tidak bisa disadap", ungkap Lee Kang Hyun (General
Manager Marketing PT Samsung Electronic Indonesia).

"Kami masih akan melihat, kalau perkembangannya di Indonesia bagus, kami
berharap Samsung juga bisa pegang pasar nomer satu di Indonesia. Kendalanya,
masyarakat di Indonesia sendiri kurang tahu CDMA dan pemanfaatan teknologi
GSM yang sudah begitu luas sehingga pasar GSM masih tetap menjadi fokus
kami," tambahnya. Menurut Lee Kang Hyun, pemakai ponsel CDMA di Indonesia
saat ini baru sekitar 2000 pelanggan, yang menggunakan ponsel merek Motorola
dan Audiovox.

Selamat Datang Para Operator Baru

Dalam waktu dekat ini, pertarungan antar operator akan bertambah ramai,
utamanya dengan kehadiran dua operator seluler nasional, yaitu PT Indosat
Tbk dengan nama IM3 dan PT Telkom Tbk dengan nama TelkomMobile; dan tujuh
operator seluler swasta lain yang telah memperoleh ijin untuk memasarkan GSM
1800MHz. Ketujuh operator swasta tersebut meliputi PT Aria West
Internasional, PT Astratel Nusantara, PT Industri Telekomunikasi Indonesia,
PT Natrindo Global Telekomunikasi Indonesia, PT Perdana Lintas Semesta, PT
Primarindo Sistel, dan PT Kodel Margahayu. Padatnya kapasitas GSM 900,
dijawab dengan peningkatan frekuensi menjadi 1800 yang menyediakan kapasitas
lebih luas.

Munculnya operator-operator baru ini disambut gembira oleh para vendor
ponsel karena berarti ada peningkatan kapasitas jaringan sehingga pasar
ponsel lebih terbuka lebar. "Salah satu faktor penghambat perkembangan pasar
ponsel adalah keterbatasan kapasitas yang disediakan oleh para operator.
Akibatnya cari kartu sulit. Masuknya operator-operator baru berarti
penambahan kapasitas, sehingga menciptakan pasar baru," kata Felix Koesnaedi
(Supervisor Communication Division, Product Management, PT LG Electronics).

Lee Kang Hyun dari Samsung, selain menyambut baik juga menganjurkan agar
para operator baru tersebut dapat bekerjasama dengan operator yang sudah
ada. "Saat ini jaringan GSM900 sudah cukup padat, sehingga sambungan sering
tiba-tiba putus atau suara tidak jernih. Jika penyedia GSM 1800 mau
bekerjasama dengan para pemain GSM900, baru akan terasa bedanya. Misalnya
dalam pemanfaatan jaringan BTS, sehingga area coveragenya bisa luas, dan
pelanggan GSM900 akan merasakan manfaat dari peningkatan frekuensi
tersebut," katanya.

Bagi operator lama, munculnya pesaing-pesaing baru tersebut berarti mereka
harus berusaha memberikan nilai lebih kepada para pelanggan agar para
pelanggannya tetap setia.
Salah satu pemain GSM900 yang cepat menangkap kesempatan ini adalah
Telkomsel. Telkomsel yang saat ini memiliki jumlah pelanggan terbanyak,
sekitar 2,3 juta, telah bekerjasama dengan TelkomMobile untuk mengoperasikan
GSM dual-band (900 dan 1800). Telkomsel mendapat perluasan frekuensi GSM1800
sebesar 7,5MHz dari 7,5MHz di GSM900, dan TelkomMobile akan memperkuat
Telkomsel dengan Lisensi GSM1800 sebesar 15MHz, sehingga total bandwidth
yang dimiliki Telkomsel saat ini 30MHz.

Telkomsel yang sebelumnya telah memiliki 1600 BTS menambahkan 45 BTS GSM1800
di lokasi-lokasi yang memiliki trafik padat. Jaringan GSM1800 tersebut
diprioritaskan di daerah yang mempunyai pelanggan melebihi kapasitas yang
mampu disediakan GSM900. "Saat ini 45 BTS yang kami pasang di wilayah
Jakarta, dari arah Kota sampai Blok M," jelas Erik Meijer (General Manager
Marketing, PT Telekomunikasi Selular). "Pelanggan lama yang sudah
menggunakan ponsel dual-band akan merasakan manfaatnya, karena begitu di
saluran GSM900 penuh dapat langsung migrasi ke GSM1800 dengan smooth. Mereka
tidak akan merasakan perpindahan tersebut," tambahnya.

Tien Thin Pham (General Manager Marketing and Product Management, PT
Satelindo) memberikan tanggapan bahwa meningkatnya persaingan ini merupakan
hal yang sangat positif dan pasti menguntungkan bagi pelanggan. Sebab semua
operator akan berusaha secara maksimal untuk menyediakan mutu jasa layanan
yang semakin baik. "Secara mutlak, kepuasan pelanggan kini menjadi kewajiban
kami. 1,5 juta pelanggan harus menikmati layanan yang cukup baik dari
Satelindo. Kondisi ini menjadi contoh untuk perkembangan Satelindo ke depan,
dan kami akan berupaya untuk meningkatkan semua jasa layanan yang kami
sediakan."

Strategi para operator dalam menghadapi persaingan, menurut Tien Thin Pham,
terikat pada kebijakan tarif pemerintah. "Selama kondisi pasar terbuka,
dengan masuknya pemain-pemain baru, pengaruh para operator tetap sangat
minim apabila tarif diregulasi secara ketat oleh pemerintah. Sebaliknya,
jika perumusan tarif dibebaskan dari regulasi pemerintah (deregulasi),
kondisi ini akan menghasilkan peningkatan standar persaingan yang akan
berdampak positif bagi konsumen.

Tien Thin Pham juga mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi baru tersebut
harus diimbangi dengan jasa-jasa layanan. "Dari segi teknologi, cara
pemanfaatan teknologi seperti GSM 1800 dan GPRS, yang tersedia dalam bentuk
jasa layanan merupakan faktor utama dalam merebut pangsa pasar. Dengan
Satelindo @ccess kami siap menghadapi persaingan," katanya. Satelindo @ccess
merupakan jenis layanan Mobile Data yang bisa diakses pelanggan dengan biaya
yang sama dengan pengiriman SMS biasa.

Persaingan yang semakin ketat tersebut memacu para operator untuk berlomba
menciptakan inovasi baru dan pemberian nilai tambah kepada konsumen, seperti
kerjasama lintas operator yang dilakukan tiga operator GSM, kebijakan
menghapus biaya roaming yang dilakukan oleh Satelindo dan Excelcomindo,
penyamarataan penghitungan tarif SLJJ dengan lokal yang dilakukan Satelindo,
dan sebagainya. Akhirnya konsumenlah yang selalu diuntungkan.

Jumat, 23 Mei 2008

Arsitektur Jaringan GSM dan CDMA

ARSITEKTUR JARINGAN GSM


Arsitektur jaringan GSM terdiri dari 3 komponen utama yakni:
Mobile Station
Base Station Subsytem (BSS)
Network Subsytem (NSS)

Entitas Mobile Station terdiri dari Mobile Equipement (ME) yakni perangkat keras & perangkat lunak untuk transmisi radio yang dikenal dengan istilah telepon seluler (ponsel) dan Subcriber Identification Module (SIM).

Mobile equipment (ME) secara unik diidentifikasikan dalam format International Mobile Equipment Identity (IMEI). SIM card berisi International Mobile Subscriber Identity (IMSI) yang digunakan untuk indentifikasi pelanggan ke sistem, kunci rahasia (untuk autentifikasi) serta menyimpan informasi lainya seperti phone book atau pesan sms. SIM card dapat diproteksi dari penggunaan yang tidak terotorisasi dengan password atau personal identity number (PIN).

Base Station Subsytem (BSS) terdiri dari Base Tranciever System (BTS) dan Base Station Controler (BSC). Base Station Controllers (BSC) mengontrol dan mengatur beberapa BTS. BSC bertanggung jawab untuk memelihara koneksi (hubungan radio) saat panggilan dan kepadatan lalu lintas panggilan pada areanya dan meneruskannya ke Network Subsystem. BSC juga menangani setup radio-channel, frequency hopping, serta proses handover. BTS merupakan alat tranceivers radio (transmitter receiver radio) pada suatu area didefiniskan sebagai sebuah cell dan menangani protokol radio-link dengan Mobile Station lewat Um interface yang juga dikenal dengan air interface (radio link).

Network Subsystem terdiri dari Mobile Switvhing Centres (MSC) dan beberapa database yang terhubung dengannya seperi Home Location Register (HLR), Visitor Location Register (VLR), Authentication Center (AuC) serta Equipment Identity Register (EIR). Mobile Switching Centers (MSC) berfungsi untuk switching suatu panggilan telepon dari jaringan internal atau dari jaringan lain (eksternal), call routing untuk pelanggan yang melakukan roaming (roaming subscriber), menyimpan informasi billing
serta data base lain yang berisi informasi subscriber ID (IMSI), nomor ponsel pelanggan, beberapa layanan atau larangan yang berkaitan dengan pelanggan, autentifikasi serta informasi lokasi pelanggan.

HLR dan VLR bersama dengan MSC mernyediakan call-routing dan fungsi roaming dari GSM. HLR berisi semua informasi administrasi dari setiap pelanggan yang tersambung pada jaringan GSM. VLR berisi informasi administrasi teripilih dari HLR, yang penting untuk control panggilan (call control) dan provisi dari layanan pelanggan, dan control posisi setiap ponsel pada area geografis.

Equipment Identity Register (EIR) merupakan database yang berisi suatu daftar valid mobile equipment pada jaringan. Setiap mobile station diidentifikasikan dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI). Pada kasus khusus sebuah IMEI ditandai/didaftarkan invalid bila ponsel dilaporkan dicuri/dirampas dari pemiliknya.

Authentication Center (AuC) merupakan database proteksi yang menyimpan salinan dari kunci rahasia (secret key) yang terdapat pada setiap SIM card pelanggan. Proteksi ini digunakan untuk autentifikasi dan enkripsi pada channel radio.

Entitas Operations and Maintenance Center (OMC) tidak terlihat pada gambar 1 namun perannya cukup vital yakni memonitor operasionalnya jaringan dalam sistem serta melakukan fungsi konfigurasi remote.

Setiap ponsel berkomunikasi dengan BTS terdekat yang menyediakan sejumlah channel yang dedicated disediakan untuk melayani beberapa ponsel pada saat yang bersamaan sekaligus (multiplexing). Setiap transmisi suara oleh suatu ponsel dilakukan melalui single dedicated channel.

Saat pelanggan mengaktifkan ponselnya, pada waktu yang bersamaan pesan dikirimkan pada database pada Network Subsystem melalui BTS, BSC dan MSC. Informasi pada SIM card yang dikirim untuk dilakukan proses autehtifikasi pada sisi Network Subsystem oleh AuC database dan bila telah mendapatkan otorisasi MSC akan mengirimkan akses ijin pada mobile station yang diikuti kode-kode jaringan pada layer LCD pada ponsel. Pesan lain yang juga dikirimkan berisi informasi dimana pelangan berada (proses Location Update). Proses ini akan diupdate dalam interval waktu yang telah ditentukan atau juga dipicu saat pelanggan meninggalkan cell (area yang dicover suatu BTS yang direpresentasikan dengan bentuk heksagon) dan memasuki cell yang lain (setelah proses handover).

Saat melakukan panggilan keluar, VLR akan melakukan pemeriksaan apakah diizinkan untuk melakukan panggilan seperti panggilan international dan lain sebagainya.

Saat ada penelpon lain (misal dari fixed phone-PSTN) ingin menghubungi seorang pelanggan ponsel. Langkah yang dilakukan adalah melakukan dial nomor ponsel yang dituju. Panggilan dari PSTN akan masuk ke Gateway MSC (GMSC) yang merupakan pintu gerbang antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya. MSC menanyakan database dimana lokasi pelangan yang akan dipanggil. Setelah melakukan Location Update, informasi keberadaan pelanggan yang akan dihubungi dikirimkan ke MSC. MSC kemudian melakukan forward call ke BSC dan selanjutnya BTS dimana pelanggan yang dituju berada pada cell yang dicover BTS. Ponsel pelanggan yang dihubungi akan mulai berdering sampai koneksi terjadi saat panggilan tersebut diterima oleh pihak yang dituju.

Khusus pada jaringan GPRS (2.5 G) terdapat 2 entitas pada jeringan packet swicthingnya yakni Serving GPRS Support Node (SGSN) dan Gateway GPRS Suport Node (GGSN) pada gambar 2 dan gambar 3.
SGSN berfungsi mengatur semua trafik data pada jaringan GPRS serta fungsi lainya yang berkaitan dengan autentifikasi pelangan, penyimpan informasi tarif (charging information) serta enkripsi koneksi data dengan ponsel.
GGSN adalah gateway antara jaringan GPRS dengan jaringan eksternal (internet).

Pada jaringan GPRS (2.5 G), entitas BSS dapat diklasifikasi merupakan Radio Access Network (RAN) dan entitas Network Subsytem juga dapat juga diklasifikasi merupakan Core Network (terdiri dari oleh Circuit-Switched Domain dan Packet-Switched Domain).

Pada perkembangan GSM (2G) ini akan ditandainya dengan teknologi GSM yang enhanced mulai dari GPRS (2.5G), EDGE (2.75G) dan 3G . Perkembangan teknologi wireless dapat dilihat pada matrik berdasarkan karakteritik mobilitas/range dan kecepatan akses (data ratenya)


3.1. Elemen jaringan dari GSM Phase ½
GSM phase ½ PLMN berisi dari 3 subsistem; base station subsystem (BSS), network dan switching subsystem (NSS), dan operations support system (OSS). BSS berisi dengan beberapa unit fungsional; base station controller (BSC), base transcevier station (BTS) dan transcoder and rate adapter unit (TRAU). NSS berisi beberapa unit fungsional; MSC, VLR, HLR, EIR, dan AC. MSC berfungsi menyediakan seoerti switching, signaling, paging, dan inter-MSC handover. OSS berisi operation dan maintenance centers (OMSs), yang digunakan untuk remote dan tugas centralized operation, administration, dan maintenance (OAM).

3.2. Elemen jaringan dari GSM Phase 2+

3.2.1. GPRS
Yang terpenting dari bagian evolusioner GSM menuju UMTS adalah GPRS. GPRS memperkenalkan PS kedalam GSM CN dan mengijinkan akses langsung ke packet data networks (PDNs). Transmisi PS ini memungkinkan untuk rate data tinggi dengan baik diluar batas 64 kbps dari ISDN melalui GSM CN, transmisi data rate untuk UMTS diperlukan sampai 2 Mbps. GPRS akan siapkan dan menoptimalisasi CN untuk data rate yang tinggi pada transmisi PS, seperti halnya UMTS dengan UTRAN pada RAN. Seperti itu juga, GPRS adalah suatu persyaratan untuk pengenalan UMTS.

Dua unit fungsional ini meluas dari arsitektur GSM NSS untuk layanan GPRS PS; GGSN dan SGSN, GGSN mempunyai fungsi membandingkan pada gateway MSC (GMSC). SGSN berada pada level hirarki yang sama sebagai visited MSC (VMSC)/VLR dan melaksanakan fungsi yang dapat diperbandingkan seperti routing dan mobility management.

3.2.2. CAMEL
CAMEL memungkinkan akses di seluruh dunia pada operator yang memakai aplikasi IN seperti prepaid, call screening, dan supervision. CAMEL adalah peningkatan utama GSM tahap 2+ untuk pengenalan konsep UMTS virtual home environment (VHE). VHE adalah suatu platform dari definisi layanan fleksibel (koleksi dari jasa kreasi tool) itu memungkinkan operator untuk memodifikasi atau penigkatan layanan yang sudah ada ada atau membuat layanan baru. Lagipula, VHE memungkinkan akses diseluruh dunia ke layanan spesifik operator ini dalam setiap GSM dan UMTS PLMN dan memperkenalkan layanan location-based (oleh interaksi dengan GSM/UMTS mobility management). A CSE dan suatu protokol baru dari common control signaling system 7 (SS7) (CCS7), CAMEL application part (CAP), dipergunakan pada CN untuk memperkenalkan CAMEL.
Secara umum General Packet Radio Service atau GPRS adalah suatu teknologi yang mungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat jika dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau CSD. Jaringan GPRS merupakan jaringan terpisah dari jaringan GSM dan saat ini hanya digunakan untuk aplikasi data. Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :

GGSN: gerbang penghubung jaringan GSM ke jaringan internet. SGSN: gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan GPRS. PCU: komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan GPRSSecara teori kecepatan pengiriman data GPRS dapat mencapai 115 kb/s. Namun dalam implementasinya sangat tergantung dari berbagai hal seperti :1. Konfigurasi dan Alokasi time slot di level Radio/BTS2. Teknologi software yang digunakan 3. Dukungan ponsel
Ini menjelaskan mengapa pada saat-saat tertentu, di lokasi tertentu akses GPRS terasa lambat, dan bahkan bisa lebih lambat dari akses CSD yang memiliki kecepatan 9,6 kb/s


ARSITEKTUR JARINGAN CDMA


Skema struktur jaringan CDMA2000 1x secara umum terdiri dari :
User terminal, terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
Fixed terminal berfungsi untuk membentuk, memelihara, dan memutuskan hubungan dengan Radio Network melalui antarmuka radio-packet.

Portable / handheld berfungsi untuk mengumpulkan data autentifikasi, autorisasi dan akunting yang diperlukan oleh AAA.
Radio Access Network (RAN), terdiri dari beberapa komponen berikut :
Base Transceiver Station (BTS):
BTS bertanggung jawab untuk mengalokasikan daya digunakan oleh pelanggan serta berfungsi sebagai antarmuka yang menghubungkan jaringan CDMA2000 1x dengan perangkat pelanggan. BTS terdiri dari perangkat radio yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal CDMA.


Base Station Controller (BSC)
BSC bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang berada di dalam daerah cakupannya serta mengatur rute paket data dari BTS ke PDSN atau sebaliknya serta trafik dari BTS ke MSC atau sebaliknya.
Packet Data Serving network (PDSN)
Merupakan komponen baru yang terdapat dalam sistem seluler berbasis CDMA2000 1x yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data. Fungsi PDSN antara lain untuk membentuk, memelihara dan memutuskan sesi Point-to-Point Protocol (PPP) dengan pelanggan.
Circuit Core Network (CCN), terdiri dari beberapa komponen berikut :

Mobile Switching Center (MSC)
MSC diletakkan di pusat jaringan mobile communication dan juga bekerja dengan jaringan lain seperti PSTN, PLMN, dll.

Home Location Register (HLR)
HLR merupakan tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Layanan informasi dari HLR diambil dalam Visitor Location Register (VLR) pada jaringan switch selama proses registrasi berhasil.

Visitor Location Register (VLR)
VLR secara temporari menyimpan dan mengontrol semua informasi dari Mobile Station (MS) yang berada pada area kontrol. Ketika pelanggan melakukan panggilan maka VLR mentransmit semua informasi yang berhubungan dari MSC.

SMSC (Short Message Service Center) bertanggung jawab dalam penyampaian, penyimpanan dan pengajuan suatu pesan singkat.
ISMSC (Intelligent Short Message Service) merupakan gateway untuk menyelenggarakan interworking dengan jaringan PSTN dan GSM.
Packet Core Network (PCN), terdiri dari beberapa komponen berikut :
Router berfungsi untuk merutekan paket data dari dan ke berbagai elemen jaringan yang terdapat pada jaringan CDMA2000 1x serta bertanggung jawab untuk mengirimkan dan menerima paket data dari jaringan internal ke jaringan eksternal atau sebaliknya.
Fire Wall berfungsi untuk mengamankan jaringan terhadap akses dari luar.

Authentication, Authorization and Accounting (AAA)
AAA menyediakan fungsi untuk authentication bertalian denagn PPP dan hubungan mobile IP, melakukan autorisasi yaitu layanan profil dan kunci keamanan distribusi dan manajemen dan accounting untuk jaringan paket data dengan menggunakan protokol Remote Access Dial in User Service (RADIUS) AAA server juga digunakan oleh PDSN untuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR dan VLR.

Arsitektur Jaringan Generasi Ketiga (3G)

Arsitektur Jaringan
Jaringan arsitektur UMTS digambarkan menggunakan air interface WCDMA dan merupakan evolusi atau perkembangan dari jaringan inti GSM, terdiri atas 3 daerah yang saling berinteraksi, yaitu Core Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN), dan User Equipment (UE) atau Mobile Station (MS).

Core Network dibagi dalam daerah Circuit Switched dan Packet Switched. Beberapa elemen dari Circuit Switched adalah Mobile services Switching Centre (MSC) merupakan interface yang menangani MS untuk menangani circuit switched data, Gateway MSC (GMSC) merupakan gerbang penghubung antara UMTS dan jaringan luar circuit switched seperti PSTN, Visitor Location Register (VLR), dan Gateway MSC. Elemen Packet Switched adalah Serving GPRS Support Node (SGSN) merupakan interface yang berfungsi sama dengan MSC tetapi digunakan untuk layanan packet switched dan Gateway GPRS Support Node (GGSN) merupakan gerbang yang menghubungkan UMTS menuju jaringan packet switched. Beberapa elemen jaringan yang lain seperti HLR dan AUC digunakan bersama oleh kedua daerah tersebut. Arsitektur CN dapat berubah ketika terdapat layanan atau fitur yang baru. Transfer data di dalam jaringan inti didukung oleh GGSN (gateway GPRS support node) dan SGSN (serving GPRS support node). Pada dasarnya, GGSN adalah sebuah fitur pengaturan mobilitas tambahan, dan menghubungkan dengan berbagai macam elemen jaringan melalui standart interface. Pada jaringan ini GGSN merupakan interface fisik yang terhubung ke jaringan packet data external (misalnya Internet). SGSN menangani pengiriman packet dari dan ke terminal-terminal mobile. Masing-masing SGSN memungkinkan untuk mengirimkan packet ke terminal di dalam service area. GGSN dan SGSN dapat mengirim data dengan kecepatan hingga 2 Mbps.

UTRAN terdiri dari satu atau lebih Radio Network System (RNS), dimana RNS tersebut terdiri darisebuah pengendali jaringan radio yang disebut dengan Radio Network Controller (RNC), beberapa node B (UMTS Base Station) dan User Equipment. UTRAN terhubung pada bagian Core Network (CN) melalui Interface Iu dan menggunakan Interface Iub untuk mengontrol node B. Sedangkan Interface Iur yang menhubungkan antar RNC berfungsi untuk mengatur terjadinya soft handover diantara RNC tersebut.RNC berfungsi untuk mengendalikan sumber-sumber radio dari beberapa node B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM. RNC juga berperan penting untuk mengontrol radio resources UTRAN, seperti power control (PC) atau handover control (HC), dimana sebagiandiantaranya terdapat pada bagian RNC. BS di UMTS disebut dengan node B. Node B pada jaringan ini sama seperti pada GSM Base Station (BS/BS), merupakan unit untuk sistem pengiriman dan penerimaan radio dari sel. Node B menunjukkan proses dari air interface yang digunakan (WCDMA), meliputi channel coding, interleaving, rate adaptation, dan spreading. Node B juga memungkinkan terjadinya softer handovers dan power control.Ikatan antara RNC dan node B disebut dengan Radio Network Subsystem (RNS), yang memiliki interface Iub. Tidak seperti ekuivalennya, yakni interface Abis dalam GSM, interface Iub memiliki standar yang terbuka sehingga dimungkinkan masing-masing node B dan RNC dibuat oleh pabrik yang berbeda. Jika dalam GSM tidak ada hubungan antar BSC, dalam UMTS yang disebut dengan UTRAN justru sebaliknya. RNC satu dihubung dengan RNC lainnya melalui interface Iur. UTRAN dihubungkan ke jaringan inti melalui interface Iu.

User Equipment (UE) mempunyai prinsip yang sama seperti pada GSM Mobile Station (MS), memiliki modul identitas user, yang serupa dengan SIM pada GSM. UE terdiri dari dua bagian, yaitu Mobile Equipment (ME) dan UMTS Subscriber Identity Module (USIM) yang dihubungkan oleh interface Cu. ME adalah perangkat untuk pengiriman radio, sedangkan USIM merupakan sebuah kartu yang memuat identitas user dan informasi pribadi. Interface UE dengan jaringannya disebut interface Uu, yang merupakan air interface WCDM





.

WiMAX

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah sebuah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai dengan standar IEEE 802.16. WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak jauh. WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga membawa isu open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX layak diaplikasikan untuk ‘last smile’ broadband connections, backhaul, dan high speed enterprise.RSF-0606094680

Yang membedakan WiMAX dengan Wi-Fi adalah standar teknis yang bergabung di dalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (European Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN.

Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, Amerika, sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka diciptakanlah WiMAX. Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau BWA.

SPEKTRUM FREKUENSI WiMAX

Dari rentang spektrum frekuensi 2-6 GHz yang distandartkan oleh IEEE untuk BWA, WiMAX mengembangkan spektrum frekuensi untuk WiMAX. Terdapat dua kategori spektrum yang diusulkan : Licensed Frequency dan Unlicensed Frequency.

Frequency band
2.5 GHz
3.5 GHz
5.8 GHz
Allocation size
USA: 195 MHz
Europe(typical): 109 MHz
USA: 125 MHz
Licensed/ Unlicensed
Licensed
Licensed
Unlicensed
Expected availability in 2005-2007
Canada, USA, Central and South America, Asia Pacific
Canada, Central and South America, EMEA, Russia, Asia Pacific
Global
Transmission power limits
US: +53 dBm EIRP
Varies between countries
US: +36 dBm EIRP
Typical spectrum allocation per opeartor
U.S: 3 x 5.5 MHz +6 MHz
Europe: 2 x 21-28 MHz
No licenses
Suitable channel banwidths
5.5 MHz, 3 MHz
1.75 MHz, 3.5 MHz, 7 MHz
10 MHz


Licensed Frequency

Licensed frequency yang dikembangkan untuk WiMAX ada tahap awal berada pada 2.5 GHz (2500-2,690 GHz dan 2700-2,900 GHz) dan 3.5 GHz (3,400-3,600 GHz). Khusus di Amerika Serikat frekuensi 2,5 GHz telah digunakan untuk layanan MMDS dan belum dikembangkan untuk WiMAX. Sedangkan frekuensi 3,5 GHz pada banyak negara berstatus secondary karena bentrok dengan spektrum frekuensi untuk komunikasi satelit Extended C-Band (3,400-3,700 GHz). Pengembangan tahap berikutnya direncanakan pada spectrum frekuensi 2,305-2,320 GHz, 2,345-2,360 GHz dan 3,300-3,400 GHz.

Unlicensed Frequency

Pada tahap awal dikembangkan spektrum 5,8 GHz, yaitu pada band frekuensi 5,725-5,850 GHz. Band ini merupakan bagian atas (uper) dari U-NII/ ISM band. Sedangkan pengembangan berikutnya direncakan menggunakan band frekuensi yang juga digunakan untuk WiFi standar 802.11 b/g di 2,4 GHz dan standar 802.11a di 5,8 GHz.


ELEMEN/PERANGKAT WiMAX

Elemen/ perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di sisi pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat tambahan seperti antena, kabel dan asesoris lainnya. RSF 0606094680


B S

Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX. Komponen BS terdiri dari:
NPU (networking processing unit card)
AU (access unit card)up to 6 +1
PIU (power interface unit) 1+1
AVU (air ventilation unit)
PSU (power supply unit) 3+1

Antena

Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani

Remote stasions

Secara umum remote stasion atau CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.

BERBAGAI APLIKASI WiMAX

Aplikasi Backhaul
Untuk aplikasi ini, WiMAX dapat dimanfaatkan untuk backhaul WiMAX itu sendiri, backhaul Hotspot dan backhaul teknologi lain. Dalam aplikasi ini agar dapat dipakai secara maksimal maka biasanya dilakukan konfigurasi P2P.

Backhaul WiMAX
Aplikasinya mirip dengan fungsi BTS sebagai repeater dalam sistem selular. Bertujuan untuk memperluas jangkauan dari WiMAX.

Backhaul Hotspot
Saat ini sebagian besar jaringan hotspot banyak menggunakan saluran ASDL sebagai backhaulnya. Dengan keterbatasan jaringan kabel, maka WiMAX juga bisa dimanfaatkan sebagai backhaul hotspot.

Backhaul Teknologi Lain

WiMAX dapat digunakan sebagai backhaul teknologi lain. Seperti backhaul seluler. Dengan kemampuan data rate di atas 2 Mbps maka sangat layak bila WiMAX digunakan sebagai backhaul dari sistem seluler.

Akses Broadband
WiMAX dapat digunakan sebagai ’last smile’ untuk melayani kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dari pelanggan perumahan maupun bisnis dapat dipenuhi oleh teknologi WiMAX ini.

Personal Broadband
WiMAX sebagai penyedia layanan personal broadband , dapat dibedakan menjadi 2 pangsa pasar, yaitu yang bersifat nomadic dan mobile.

Nomadic
Apabila tingkat perpindahan dari pengguna WiMAX tidak sering dan kalaupun berpindah dengan kecepatan yang rendah

Mobile
Pada aplikasi mobile, user WiMAX seperti mengunakan terminal WiFi seperti notebook, PDA, atau smartphone. Perpindahan/tingkat mobilitasnya sama dengan WiFi.

WiMax adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan standar dan implementasi yang mampu beroperasi berdasarkan jaringan nirkabel IEEE 802.16, seperti WiFi yang beroperasi berdasarkan standar Wireless LAN IEEE802.11. Namun, dalam implementasinya WiMax sangat berbeda dengan WiFi.

Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah standar pada lapis kedua, dimana Media Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu dimana beberapa terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC pada WiMax menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan (scheduling algorithm). Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over IP atau IPTV yang tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang stabil menjadi kurang baik. Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah terminal mendapat garansi untuk memperoleh sejumlah sumber daya (seperti timeslot), maka jaringan nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.
Standar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz. 802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d) menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM yang baru ini memberikan keuntungan dalam hal cakupang, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. WiMax yang menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular.

Banyaknya institusi yang tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat WiMax bersertifikasi sesuai dengan standar 802.162.
Spesifikasi WiMax membawa perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan standar WiFi dengan memberikan lebar pita yang lebih besar dan enkripsi yang lebih bagus. Standar WiMax memberikan koneksi tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi tertentu. Propagasi Non LOS memerlukan standar .16d atau revisi 16.e, karena diperlukan frekuensi yang lebih rendah. Juga, perlu digunakan sinyal muli-jalur (multi-path signals), sebagaimana standar 802.16n.
Banyak keuntungan yang didapatkan dari terciptanya standardisasi industri ini. Para operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat kompatibilitas lebih tinggi. Selain itu, pasarnya juga lebih meluas karena WiMAX dapat mengisi celah broadband yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi Cable dan DSL (Digital Subscriber Line).
WiMAX salah satu teknologi memudahkan mereka mendapatkan koneksi Internet yang berkualitas dan melakukan aktivitas. Sementara media wireless selama ini sudah terkenal sebagai media yang paling ekonomis dalam mendapatkan koneksi Internet. Area coverage-nya sejauh 50 km maksimal dan kemampuannya menghantarkan data dengan transfer rate yang tinggi dalam jarak jauh, sehingga memberikan kontribusi sangat besar bagi keberadaan wireless MAN dan dapat menutup semua celah broadband yang ada saat ini. Dari segi kondisi saat proses komunikasinya, teknologi WiMAX dapat melayani para subscriber, baik yang berada dalam posisi Line Of Sight (posisi perangkat-perangkat yang ingin berkomunikasi masih berada dalam jarak pandang yang lurus dan bebas dari penghalang apa pun di depannya) dengan BTS maupun yang tidak memungkinkan untuk itu (Non-Line Of Sight). Jadi di mana pun para penggunanya berada, selama masih masuk dalam area coverage sebuah BTS (Base Transceiver Stations), mereka mungkin masih dapat menikmati koneksi yang dihantarkan oleh BTS tersebut.

Selain itu, dapat melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless) misalnya di gedung-gedung perkantoran, rumah tinggal, toko-toko, dan sebagainya, maupun yang sering berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya. Mereka bisa merasakan nikmatnya ber-Internet broadband lewat media ini. Sementara range spektrum frekuensi yang tergolong lebar, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS selama mereka berada dalam range frekuensi operasi dari BTS.

Sistem kerja MAC-nya (Media Access Control) yang ada pada Data Link Layer adalah connection oriented, sehingga memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi berbentuk video dan suara. Siapa yang tidak mau, ber-Internet murah, mudah, dan nyaman dengan kualitas broadband tanpa harus repot-repot. Anda tinggal memasang PCI card yang kompatibel dengan standar WiMAX, atau tinggal membeli PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) yang telah mendukung komunikasi dengan WiMAX. Atau mungkin Anda tinggal membeli antena portabel dengan interface ethernet yang bisa dibawa ke mana-mana untuk mendapatkan koneksi Internet dari BTS untuk fixed wireless.
Semua itu mungkin-mungkin saja dengan adanya teknologi WiMAX. Namun tampaknya, Anda harus bersabar sebentar karena teknologi ini masih membutuhkan waktu untuk dapat tersedia di Indonesia.

FDMA,TDMA,CDMA

FDMA,TDMA,CDMA

Tren sistem telepon seluler mendongkrak pemakaian multiple access untuk sistem komunikasi bergerak (mobile communication system). Kemajuan yang dicapai oleh telepon seluler bahkan melebihi sistem komunikasi bergerak lain seperti telepon cordless (sekarang juga lagi musim), paging (yang dulu ngetop tahun 1970-1980-an), dan PCS (personal communication standard). Perkembangan telepon seluler yang kian menjadi-jadi dengan berbagai fasilitas ciamik yang andal (semacam MMS, mobile Internet, dan lain- lain), menyebabkan semakin getolnya pencarian-pencarian sistem multiple access baru yang lebih tanggap dan cepat dalam melayani banyak pelanggan.

Hingga saat ini dua teknik pendahulu yang masih digunakan adalah FDMA (frequency division multiple access) dan TDMA (time division multiple access). Pengguna teknik FDMA cukup banyak juga. Salah satunya adalah telepon seluler berbasis AMPS, yang di Indonesia dipakai pada awal munculnya telepon seluler. AMPS (advanced mobile phone system) adalah sistem seluler Amerika Serikat pertama (dan analog) yang dikembangkan oleh AT&T Bell Laboratories pada akhir tahun 1970-an.

Pemakai teknik TDMA pun juga cukup banyak. Salah satunya adalah telepon seluler berbasis GSM, yang sekarang lagi marak di Indonesia. GSM yang mulanya adalah singkatan dari groupe spe’cial mobile diganti menjadi global system for mobile communication untuk keperluan pemasaran yang lebih luas. Ia merupakan standar seluler digital generasi kedua yang dikembangkan oleh Eropa untuk menyatukan sistem selulernya. Bermula dengan dikenalkan pada pasar Eropa tahun 1991, kini GSM telah menjadi standar terpopuler di dunia untuk radio seluler baru dan peralatan komunikasi pribadi. Karena kepopuleran itulah, teknik TDMA ikut terdongkrak dan seolah "kagak ade matinye".
Akan tetapi waktu terus berjalan, dan pesaing-pesaing baru selalu akan muncul untuk mengganti pemain lama. Salah satunya adalah teknik CDMA (code division multiple access). Dengan lebih banyak kelebihan (dan sedikit kekurangan), teknik yang diusung oleh US Narrowband SpreadSpectrum (IS-95) ini, mulai berkembang dan terus berkembang. GSM yang tidak tinggal diam, tentu akan berusaha mempertahankan takhtanya. Kita saksikan saja persaingan yang kian marak ini dan barangkali untuk beberapa dekade, kita sementara menjadi penonton saja.

FDMA

FDMA adalah sistem multiple access yang menempatkan seorang pelanggan pada sebuah kanal berbentuk pita frekuensi (frequency band) komunikasi. Jika satu pita frekuensi dianggap sebagai satu jalan, maka FDMA merupakan teknik "satu pelanggan, satu jalan". Pada saat pelanggan A sedang menggunakan jalan itu, maka pelanggan lain tidak dapat menggunakan sebelum pelanggan A selesai.
Jadi, kalau dalam waktu yang bersamaan ada 100 pelanggan yang ingin berkomunikasi dengan rekannya, maka sudah tentu diperlukan 100 pita frekuensi. Kalau setiap pita memerlukan lebar 30 Kilo Hertz (kHz) dan frekuensi yang digunakan berawal dari 890 Mega Hertz (MHz), maka:
• Pita frekuensi kanal 1 mulai dari 890 MHz hingga 890,030 Mhz
• Pita frekuensi kanal 2 mulai dari 890,030 MHz hingga 890,060 MHz
• Pita frekuensi kanal 3 mulai dari 890,060 MHz hingga 890,090 MHz
• dan seterusnya.

Sedangkan lebar total seluruh pita yang digunakan adalah:
100 x 30.000 Hz = 3.000.000 Hz = 3 MHz.
Artinya, jika frekuensi yang digunakan mempunyai batas bawah 890 MHz, maka batas atasnya adalah 893 MHz.
Akan tetapi, frekuensi yang tersedia untuk komunikasi bergerak dibatasi oleh peraturan yang ada karena frekuensi-frekuensi lain pasti digunakan untuk jatah keperluan yang lain pula. Sementara jatah frekuensi yang ada pun harus dibagi antarpenyelenggara telepon seluler. Karena itu, untuk memperbanyak kapasitas dengan jumlah kanal yang terbatas, digunakan trik-trik tertentu sesuai dengan strategi si penyelenggara.

TDMA

Berbeda dengan FDMA yang memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai satu pelanggan, TDMA memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai beberapa pelanggan. Jadi kanal-kanal komunikasi dirupakan dalam bentuk slot-slot waktu. Slot waktu adalah berapa lama seorang pelanggan mendapat giliran untuk memakai pita frekuensi. Satu slot waktu digunakan oleh satu pelanggan. Slot-slot waktu ini dibingkai dalam satu periode yang disebut satu frame. Jadi misalkan ada 10 pelanggan yang masing-masing adalah A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J, maka dalam satu frame terdapat 10 slot waktu yang merupakan giliran tiap pelanggan untuk menggunakan pita frekuensi yang sama.
Proses komunikasi multi-access dilakukan dengan menjalankan frame ini berulang- ulang sehingga akan muncul urutan giliran pemakaian saluran seperti: A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-A-B-C-D- E-F-G-H-I-J-A-B-C-dan seterusnya. Tentu saja harus ada pembatasan jumlah pelanggan yang menggunakan satu pita frekuensi ini. Jika tidak dibatasi, periode frame akan terlalu panjang dan akibatnya timbul komunikasi terputus-putus yang mengganggu pembicaraan.

Karena sifatnya yang tidak kontinyu (tidak terjadi pemakaian pita frekuensi terus menerus oleh satu pelanggan dalam satu periode pembicaraan), maka teknik TDMA hanya dapat mengakomodasi data digital atau modulasi digital. Sehingga sinyal-sinyal analog yang akan dikirim, harus diubah menjadi format digital dahulu.

CDMA

Teknik CDMA adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA dan TDMA. Teknik CDMA berawal pada tahun 1949 ketika Claude Shannon dan Robert Pierce (yang banyak jasanya untuk kemajuan teknologi telekomunikasi saat ini) menyampaikan ide dasar CDMA. Teknik ini merupakan temuan yang brilian karena kanal yang satu dengan lainnya tidak dibedakan dari frekuensi/FDMA atau waktu/TDMA yang secara awam lebih mudah dipahami, melainkan dengan perbedaan kode. Jadi pada CDMA, seluruh pelanggan menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama.

Dalam diagram blok CDMA tampak bahwa data input dari satu pelanggan dikalikan dengan salah satu dari banyak kode PN (pseudo noise). Jumlah kemungkinan kode yang dihasilkan oleh generator kode PN identik dengan jumlah kanal yang disediakan. Jika generator kode PN mampu menghasilkan 100 kode, maka sebanyak itu pula kanal yang diperoleh. Oleh modulator hasil perkalian antara input data dengan kode PN ditumpangkan pada sinyal RF (radio frequency) agar dapat dikirim lewat udara.

Di penerima, demodulator memisahkan sinyal pesan dari sinyal RF yang ditumpanginya. Sinyal pesan yang mengandung kode ini dicocokkan dengan kode PN di penerima. Sinyal pesan akan dipisahkan dari kode dan diteruskan jika kode PN pada sinyal masuk sama dengan kode PN pada penerima.

CDMA (juga disebut DSSS/ direct sequence spread spectrum) merupakan salah satu dari dua jenis teknik murni spread spectrum multiple access (SSMA). Jenis lainnya dikenal sebagai FHMA (frequency hopping spread spectrum). Kedua jenis ini tergolong SSMA karena sinyalnya tersebar (spread) pada spektrum pita frekuensi yang lebar. Pada CDMA, penyebaran sinyal diperoleh akibat proses perkalian data input (yang mempunyai waktu perubahan lambat) dengan kode PN (yang mempunyai waktu perubahan cepat).

Walaupun pita frekuensinya lebar, tegangan sinyal yang dihasilkan sangat kecil, menyerupai noise (bising) yang selalu menyertai gelombang radio. Sehingga apabila dimonitor oleh penerima lain, sinyal yang dipancarkan oleh pengirim berbasis CDMA hanya berupa noise (seolah-olah menunjukkan ketiadaan sinyal pancar) yang tidak mengganggu sinyal lain. Sifat CDMA yang lain adalah kemampuannya untuk tahan terhadap jamming (penutupan oleh sinyal yang lebih kuat) pada pita frekuensi sempit. Hal ini terjadi karena jamming pada pita frekuensi sempit itu tidak akan mengganggu sinyal-sinyal CDMA yang tersebar di pita frekuensi lain.

Biar begitu jika diterapkan pada telepon seluler, CDMA mempunyai masalah yang disebut near-far problem. Masalah ini terjadi akibat pemakaian pita frekuensi yang sama pada waktu yang sama. Akibatnya, pelanggan yang paling dekat dengan base station (BTS) akan mendominasi BTS karena sinyalnya diterima (oleh BTS) paling besar dibandingkan dengan pelanggan lain yang jaraknya lebih jauh. Bagi pelayanan yang baik, hal itu tidak diharapkan. Untuk mengatasinya dipakailah teknik power control. Teknik ini menyebabkan BTS memerintahkan ponsel pelanggan untuk mengurangi daya pancar (secara otomatis) ketika sinyalnya diterima paling besar. Sehingga seluruh pelanggan di areal cakupan BTS akan diterima dengan besar sinyal yang sama.

CDMA dapat dikombinasikan dengan teknik lain untuk menjadi teknik hibrid semacam: FCDMA yang merupakan kombinasi dari FDMA dan CDMA, TCDMA yang merupakan kombinasi dari TDMA dan CDMA. Juga ada DS-FHMA yang merupakan kombinasi dari CDMA/DSSS dengan FHMA.